Minggu, 23 Juni 2013



MAKALAH TENTANG KONSEP TA’ARUF DALAM ISLAM
SURAH AL-HUJARAT AYAT 13
DI SUSUN OLEH:
              ROMY HARDIANSYAH




KEMENTERIAN AGAMA RI MAN 1 MODEL
BENGKULU
TP.2012/2013

Daftar isi.
1.      Kata penghantar………………………………………1
2.      Bab1
Pendahuluan…………………………………………..2
3.      Bab2
Makna kata demi kata………………………………..3
4.      Bab4
Isi kandungan surah al-hujarat ayat 13……………..6
5.      Bab5
Kesimpulan……………………………………………9
       Daftar pustaka…………………………………………….10

















BAB1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT  yang senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, khususnya kami sehingga kami mampu menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, suri tauladan dan cahaya petunjuk bagi umat Islam sedunia. Semoga syafaatnya mengiringi kita di hari akhir. Amin.
Makalah ini, kami susun sebagai bukti pertanggung jawaban kami kepada Bapak  Guru yang bersangkutan atas tugas yang diberikan kepada kami. Makalah ini juga kami persembahkan kepada Beliau untuk dapat dijadikan sebagai salah satu acuan pembelajaran selanjutnya.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terkait dengan penyususna makalah ini. “Tiada Gading yang Tak Retak” sehingga kritik dan perbaikan serta penilaian terhadap makalah ini sangat kami butuhkan. Mohon maaf apabila ditemukan beberapa kesalahan yang bersifat teknik maupun dalam bentuk penulisan  dan ejaan. Semoga bermanfaat.

                                                                                                Bengkulu , 4 April 2012











BAB 2
PENDAHULUAN
       A.     Latar Belakang
Al-Qur’anul karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepadaRasulallah, Muhammad SAW untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus.
Pengertian al-Qur’an secara lebih lengkap dan luas adalah seperti yang dikemukakan oleh Abd Wahab Khallaf. Menurut beliau:Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kekalbu Rasulallah SAW dengan menggunakan bahasa arab dan disertai dengankebenaran agar dijadikan hujjah (penguat) dalam pengakuannya sebagai Rasulallah dan agar dijadikan sebagai undang-undang bagi seluruh umatmanusia, di samping merupakan amal ibadah jika membacanya. Al-Qur’an itu dikompilasikan di antara dua ujung yang dimulai dari surat al-fatihah danditutup dengan surat an-nas yang sampai kepada kita secara tertib dalambentuk tulisan maupun lisan dalam keadaan utuh atau terpelihara dariperubahan dan pergantian.
Islam adalah agama samawi terakhir yang dirisalahkan melalui Rasulullah SAW. Karena Islam sebagai agama terakhir dan juga sebagai penyempurna ajaran-ajaran terdahulu, maka sangat bisa dipahami, jika Islam merupakan ajaran yang paling komprohensif, Islam sangat rinci mengatur kehidupan umatnya, melalui kitab suci al-Qur’an. Allah SWT memberikan petunjuk kepada umat manusia bagaimana menjadi insan kamil atau pemeluk agama Islam yang kafah atau sempurna.
 Secara garis besar ajaran Islam bisa dikelompokkan dalam dua kategori yaitu Hablum Minallah (hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan) dan Hablum Minannas (hubungan manusia dengan manusia). Allah menghendaki kedua hubungan tersebut seimbang walaupun hablumminannas lebih banyak di tekankan. Namun itu semua bukan berarti lebih mementingkan urusan kemasyarakatan, namun hal itu tidak lain karena hablumminannas lebih komplek dan lebih komprehensif.
BAB 3
Makna Kata Demi Kata

      A.    Q. S. Hujurat ayat: 13
تَوَّابٌ رَّحِيمٌ  يأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَـكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَـكُمْ شُعُوباً وَقَبَآئِلَ لِتَعَـرَفُواْ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عَندَ اللَّهِ أَتْقَـكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
         Terjemahan:
13. Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengentahui, Mahateliti.

          Tafsir kata demi kata
قَوْمٌ     QOUMU
Telah umum diartikan orang-orang laki-laki, bukan perempuan. Menurut M.Quraish Shihab seperti dikutib Abudin Nata kata kaum berasal dari kata qama – yaqumu – qiyam berarti berdiri atau bangkit. Kata qaum agaknya dipergunakan untuk menunjukkan sekumpulan manusia bangkit untuk berperang membela sesuatu.

وَلاَتَلْمِزُواْ      WA LAA TALMIZUU
Janganlah kamu mencela dirimu sendiri, jangan sebagian kamu mencela sebagian yang lain dengan perkataan atau isyarat tangan, mata atau semisalnya. Karena orang mukmin adalah seperti satu jiwa.Maka apabila seorang mukmin mencela orang mukmin yang lainnya, maka seolah-olah mencela dirinya sendiri.

وَلاَتَنَابَزُواْبِالاٌّلْقَـبِ     WALAA TANAABIZUU BIL AL QOOBI
Saling mengejek dan panggil memanggil dengan gelar yang tidak disukai orang lain.

الاسْمُ   AL ISMU
Nama dan kemasyhuran. Seperti orang mengatakan ”namanya terkenal di kalangan orang banyak baik karena kedermawanannya atau kejelekannya.
اجْتَنِبُواْ IJTANIBUU
Jauhilah oleh kalian, perintah ini mengandung makna bersungguh-sungguh untuk menjauhinya.
إِثْمٌ      ISMU
Dosa adalah ungkapan untuk semua pelanggaran terhadap perintah Allah SWTdengan berbuat jahat atau meninggalkan yang wajib.
تَجَسَّسُواْ        TAJASSASU
Memata-matai. Yaitu mencari-cari keburukan dan cacat-cacat serta membuka-buka hal yang ditutup orang.
يَغْتَب   YAGTAB
Menyebut-nyebut seseorang tentang hal-hal yang tidak ia sukai, tidak sepengetahuan dia.

مِّنذَكَرٍوَأُنْثَى      MIN DZAKARUU WA UNTSAA
Dari seorang laki-laki dan perempuan (Adam dan Hawa)
شُعُوباً  ASYSYU’UUBU
Suku besar yang bernasab kepada suatu nenek moyang.
            Kata syu’yub adalah bentuk jamak dari kata sya’b. Kata ini digunakan untuk menunjuk kumpulan dari qabilah yang biasa diterjemahkan suku yang merujuk kepada satu kakek. Q abilah/suku pun terdiri dari sekian banyak kelompok keluarga yang dinamai imarah, dan yang ini terdiri lagi dari sekian banyak kelompok yang dinamai bathn. Di bawah batu ada sekian Fakhdz hingga akhirnya sampai pada himpunan keluarga yang terkecil. Terlihat dari penggunaan kata sya’b bahwa ia bukan merujuk pada pengertian bangsa sebagaimana dipahami dewasa ini, memang paham kebangsaaan sebagaimana dikenal dewasa ini pertama kali muncul dan berkembang di eropa pada abad ke XVIII M dan baru dikenal umat islam sejak masuknya Napoleon ke Mesir akhir abad XVIII itu. Namun ini bukan berarti paham kebangsaan dalam pengertian modrn tidak disetujui oleh al-qur’an. Bukan disini tempatnya menguraikan hal itu. Rujuklah antara lain buku penulis wawasan al-qur’an untuk memahami persoalan ayat.
            Kata ta’aruf terambil dari kata a’rafu yang berarti mengenal. Patron kuha yang digunakan ayat ini mengandung makna timbal balik dengan demikian ia saling mengenal.
            Kata akramakum terambil dari kata karuma yang pada dasarnya berarti yang baik dan istimewa sesuai objeknya. Manusia yang baik dan istimewa adalah yang memiliki akhlak yang baik terhadap Allah dan terhadap sesama makhluk.
            Sifat Alim dan Khabil keduanya mengandung makna menyatakan bahwa ‘alim menggambarkan pengetahuan-Nya menyangkut segala sesuatu. Penokohan-Nya  adalah pada dzat Allah yang bersifat maha mengetahui bukan kepada sesuatu yang diketahui itu. Sedang khabir menggambarkan pengetahuannya yang menjangkau sesuatu. Disini penokohannya bukan pada Dzatnya yang maha mengetaui tetapi pada sesuatu yang diketahui itu.
Penutup ayat diatas Inna Allah ‘Alim(un) khabir” sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”  yaitu menggabungkan dua sifat Allah yang bermakna mirip itu, hanya ditemukan tiga kali dalam al-qur’an. Konteks ke tiganya adalah pada hal-hal yang mustahil atau amat sulit diketahui manusia.
















BAB 4
ISI KANDUNGAN SURAH AL-HUJARAT AYAT 13
Sebagai makhluk sosial, manusia mau atau tidak mau harus berinteraksi dengan manusia lain, dan membutuhkan lingkungan di mana ia berada. Ia menginginkan adanya lingkungan sosial yang ramah, peduli, santun, saling menjaga dan menyayangi, bantu membantu, taat pada aturan atau tertib, disiplin, menghargai hak-hak azasi manusia dan sebagainya. Lingkungan yang demikian itulah memungkinkan ia dapat melakukan berbagai aktifitasnya dengan tenang, tanpa terganggu oleh berbagai hal yang dapat merugikan dirinya.
Untuk menciptakan masyarakat yang tenang, tertib dan penuh dengan keharmonisan, Al qur’an merupakan pegangan yang tidak ada keraguan di dalamnya. Surah Al Hujurat merupakan salah satu surat yang mengatur tentang tata kehidupan manusia, untuk terciptanya sebuah masyarakat yang makmur. Salah satu kandungannya berisi perintah untuk melakukan perdamaian (ishlah) setelah terjadi pertikaian, serta penjelasan tentang beberapa hal yang menyebabkan terjadinya pertikaian sehingga umat muslim diwajibkan untuk menghindarinya, demi untuk mencegah timbulnya pertikaian tersebut. Seperti Surah al Hujurat ayat 13 mengandung nilai pendidikan akhlak yang dapat mencegah terjadinya pertikaian tersebut diantaranya :
      1.      Nilai pendidikan untuk menjunjung tinggi kehormatan kaum muslimin, untuk tidak saling merendahkan satu sama lain. Dilarang saling mengolok-olok, mengejek, memanggil dengan gelar yang buruk, berbuat ghibah. Diperintahkan untuk saling menghormati satu sama lain, aplikasi dalam pendidikan islam dapat dilakukan dengan metode keteladanan, nasihat, kisah dan metode peringatan dan ancaman (targhib).
      2.      Pendidikan taubat, dalam ayat tersebut kita diperintahkan bertaubat setelah berdosa. Aplikasi pendidikan islam, bertaubat melalui metode pembiasaan dan pemberian nasehat (ceramah).
      3.      Nilai pendidikan untuk tidak suudhdhan / berburuk sangka, diperintahkan untuk berbaik sangka / positif thingking. Pendidikan positif thingking dapat dilakukan dengan metode keteladanan, nasehat dan metode pembiasaan.
      4.       Pendidikan Ta’aruf yaitu untuk saling mengenal antar manusia lintas budaya, geografis dan tidak diskriminatif. Pendidikan ta’aruf ini dapat dilakukan dengan metode nasehat, kisah dan pembiasaan.
      5.       Pendidikan persamaan derajat, pernyataan “ yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa” mengisyaratkan persamaan derajat manusia dihadapan allah swt sama. Pendidikan persamaan derajat dapat dilakukan dengan metode ceramah, nasehat, kisah dan metode keteladanan.
Kelima nilai-nilai pendidikan akhlak diatas merupakan isi kandungan surah al Hujurat ayat 13, apabila diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari oleh umat Islam maka mereka akan dapat hidup penuh kedamaian. Dan sebaiknya nilai-nilai tersebut dapat ditanamkan sejak dini kepada generasi umat Islam.      
Setelah memberi petunjuk tata krama pergaulan dengan suasana muslim, ayat diatas berlatih kepada uraian tentang prinsip dasar  hubungan antar manusia. Karena itu ayat diatur tidak lagi menggunakkan panggilan yang ditujukan kepada orang-orang beriman tetapi kepada jenis manusia. Allah berfirman: Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan yakni Adam dan Hawwa, atau dari sperma (benih laki-laki) dan ovum ( indung telur perempuan) serta menjadikanmu berbangsa-bangsa juga bersuka-suka supaya kamu saling mengenal yang menghantar kamu untuk bantu- membantu serta saling melengkapi.
            Penggalan pertama ayat diatas “ sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan “ penghantar untuk menegaskan bahwa semua manusia derajat kemanusiannya sama di sisi Allah, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan karena semua diciptakan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan.
            Semakin kuat pengenalan satu pihak kepada salinannya, semakin terbuka peluang untuk saling member manfaat. Karena itu ayat diatas menekankan saling mengenal, perkenalan itu dibutuhkan untuk saling menarik pelajaran dan pengalaman pihak lain, guna meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Yang dampaknya tercermin kedamaian dan kesahjetaraan hidup duniawi dan kebahagian ukhrawi. Anda tidak dapat menarik pelajaran ,tidak dapat saling melengkapi dan menarik manfaat bahkan tidak dapat bekerjasama tanpa saling kenal –mengenal.
Sebagai makhluk sosial, manusia mau atau tidak mau harus berinteraksi dengan manusia lain, dan membutuhkan lingkungan di mana ia berada. Ia menginginkan adanya lingkungan sosial yang ramah, peduli, santun, saling menjaga dan menyayangi, bantu membantu, taat pada aturan atau tertib, disiplin, menghargai hak-hak azasi manusia dan sebagainya. Lingkungan yang demikian itulah memungkinkan ia dapat melakukan berbagai aktifitasnya dengan tenang, tanpa terganggu oleh berbagai hal yang dapat merugikan dirinya.
Untuk menciptakan masyarakat yang tenang, tertib dan penuh dengan keharmonisan, Al qur’an merupakan pegangan yang tidak ada keraguan di dalamnya. Surah Al Hujurat merupakan salah satu surat yang mengatur tentang tata kehidupan manusia, untuk terciptanya sebuah masyarakat yang makmur. Salah satu kandungannya berisi perintah untuk melakukan perdamaian (ishlah) setelah terjadi pertikaian, serta penjelasan tentang beberapa hal yang menyebabkan terjadinya pertikaian sehingga umat muslim diwajibkan untuk menghindarinya, demi untuk mencegah timbulnya pertikaian tersebut. Seperti Surah al Hujurat ayat 13 mengandung nilai pendidikan akhlak yang dapat mencegah terjadinya pertikaian tersebut diantaranya :
      1.      Nilai pendidikan untuk menjunjung tinggi kehormatan kaum muslimin, untuk tidak saling merendahkan satu sama lain. Dilarang saling mengolok-olok, mengejek, memanggil dengan gelar yang buruk, berbuat ghibah. Diperintahkan untuk saling menghormati satu sama lain, aplikasi dalam pendidikan islam dapat dilakukan dengan metode keteladanan, nasihat, kisah dan metode peringatan dan ancaman (targhib).
      2.      Pendidikan taubat, dalam ayat tersebut kita diperintahkan bertaubat setelah berdosa. Aplikasi pendidikan islam, bertaubat melalui metode pembiasaan dan pemberian nasehat (ceramah).
      3.      Nilai pendidikan untuk tidak suudhdhan / berburuk sangka, diperintahkan untuk berbaik sangka / positif thingking. Pendidikan positif thingking dapat dilakukan dengan metode keteladanan, nasehat dan metode pembiasaan.
      4.       Pendidikan Ta’aruf yaitu untuk saling mengenal antar manusia lintas budaya, geografis dan tidak diskriminatif. Pendidikan ta’aruf ini dapat dilakukan dengan metode nasehat, kisah dan pembiasaan.
      5.       Pendidikan persamaan derajat, pernyataan “ yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa” mengisyaratkan persamaan derajat manusia dihadapan allah swt sama. Pendidikan persamaan derajat dapat dilakukan dengan metode ceramah, nasehat, kisah dan metode keteladanan.
Kelima nilai-nilai pendidikan akhlak diatas merupakan isi kandungan surah al Hujurat ayat 13, apabila diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari oleh umat Islam maka mereka akan dapat hidup penuh kedamaian. Dan sebaiknya nilai-nilai tersebut dapat ditanamkan sejak dini kepada generasi umat Islam.


BAB 5
PENUTUP
      a.       Kesimpulan
Manusia terlahir sebagai mahluk sosial, yang saling ketergantungan dengan manusia yang lain, manusia tidak bisa hidup sendiri, manusia di pandangan Allah semua sama, hanya tingkat ketaqwaannya lah yang membedakannya. Maka dari itu berbaik-baiklah dalam bermasyarakat